Bahasa Arab merupakan bahasa yang penting untuk dikembangkan karena disamping sebagai bahasa agama Ia juga sebagai bahasa internasional. Penguasaan bahasa Arab saat ini juga telah menjadi tuntutan sebagai konsekuensi dari adanya Proses globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang berlangsung sangat pesat. Perkembangan mutakhir menunjukkan bahwa saat ini penutur bahasa Arab di dunia mengalami peningkatan yang signifikan lebih dari 60 negara dan 350 juta orang menggunakan bahasa Arab sebagai Bahasa komunikasi sehari-hari. Saat ini bahasa Arab tidak saja dijadikan sebagai bahasa studi Agama akan tetapi juga dipakai sebagai bahasa ekonomi pariwisata politik dan keamanan global. Untuk merespon perkembangan tersebut maka bahasa Arab juga tidak hanya cukup diajarkan dengan tujuan untuk memahami literatur keagamaan semata namun juga harus diorientasikan kepada penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan.
Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik memiliki kecakapan berbahasa yaitu :
a) mampu mengekspresikan perasaan pikiran dan gagasan secara verbal komunikatif
b) mampu menginternalisasi keterampilan berbahasa Arab dengan baik sehingga peserta didik menjadi terampil menggunakan bahasa Arab dalam berbagai situasi
c) mampu menggunakan bahasa Arab untuk mempelajari ilmu agama pengetahuan
d) mampu mengintegrasikan kemampuan berbahasa Arab dengan perilaku yang tercermin dalam sikap moderat berpikir kritis dan sistematis
Pembelajaran bahasa Arab pada jenjang MI, MTS dan MA maka diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab sebagai bagian dari Life Skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan pada teks dalam berbagai model baik lisan tulisan visual audio maupun multimodal. Tahapan dalam pendekatan berbasis teks ada 4 yaitu :
1. Building Knowledge of the Field (BKOF) - Guru membangun pengetahuan atau latar belakang pengetahuan peserta didik terhadap topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini guru juga membangun konteks budaya dari teks yang diajarkan.
2. Modelling of the Text (MOT) - Guru memberikan model/contoh teks sebagai acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya baik secara lisan maupun tulisan.
3. Joint Construction of the Text (JCOT) - Guru membimbing peserta didik dan bersama-sama memproduksi teks.
4. Independent Construction of the Text (ICOT) - Peserta didik memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri.
Capaian pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus ditetapkan secara akomodatif dengan mempertimbangkan prinsip fleksibilitas sesuai karakteristik dan kondisi peserta didik berdasarkan hasil asesmen. Pelaksanaan akomodasi kurikulum pembelajaran dan penilaian bagi peserta didik berkebutuhan khusus dalam memenuhi capaian pembelajaran menjadi kewenangan guru dan/atau satuan pendidikan.
0 comments:
Posting Komentar